Desa Janti memiliki warisan budaya yang beragam, hal ini terbentuk melalui perpaduan harmonis antara tradisi masyarakat dan pengetahuan turun temurun. Setiap aspek kehidupan di desa ini tercermin dalam nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh penduduknya. Adat istiadat dan kepercayaan lokal telah mengakar kuat hingga menjadi pilar utama dalam membangun identitas budaya yang unik. Kepercayaan dan budaya yang turun menurun mengalir dalam aliran yang tak terputus dari generasi ke generasi, menciptakan ikatan erat di antara warga dan mempertahankan kearifan lokal yang berharga. Di tengah arus modernisasi, Desa Janti tetap teguh memelihara warisan budaya yang memberi makna dan jati diri mereka. Berikut budaya di Desa Janti:
1. Tasyakuran Menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
Gambar 1.1 Kegiatan Malam Tasyakuran Peringatan HUT RI Ke-77
Sumber: Dokumentasi dari Warga Desa Janti
Masyarakat Desa Janti memiliki tradisi yang sangat berarti dalam menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu dengan mengadakan kegiatan tasyakuran setiap malam sebelum tanggal 17 Agustus. Kegiatan tasyakuran ini menjadi wujud ungkapan rasa syukur atas perjuangan para pahlawan yang telah berjuang mengorbankan nyawa dan tenaga untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Malam sebelum 17 Agustus di Desa Janti menjadi momen yang bermakna. Warga berkumpul bersama di Balai Desa Janti untuk melaksanakan tasyakuran. Kegiatan tasyakuran diisi dengan berbagai rangkaian acara, mulai dari doa bersama untuk mendoakan para pahlawan yang telah gugur dalam perjuangan, nyanyian lagu-lagu kebangsaan, hingga ceramah atau pidato yang mengingatkan semua orang tentang pentingnya mengenang sejarah kemerdekaan.
Tasyakuran menjadi ajang untuk mengajarkan generasi muda tentang nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme. Mereka belajar menghargai jasa-jasa para pahlawan, memahami arti sebenarnya dari kemerdekaan, dan merasa terinspirasi untuk terus menjaga dan memperjuangkan Indonesia yang lebih baik. Melalui kegiatan tasyakuran, masyarakat Desa Janti juga menyampaikan pesan-pesan perdamaian, persatuan, dan toleransi kepada seluruh warga desa. Semangat kebersamaan dalam perayaan ini menjadi salah satu pilar kuat dalam membangun kesatuan dan keharmonisan di antara seluruh lapisan masyarakat desa.
2. Karnaval Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
Gambar 1.2 Kegiatan Karnaval Memperingati HUT Kemerdekaan RI
Sumber: Dokumentasi dari Warga Desa Janti
Setiap tahun, saat perayaan kemerdekaan Republik Indonesia, seluruh masyarakat Desa Janti bergembira menyambut momen bersejarah tersebut dengan menggelar sebuah acara yaitu Kegiatan Karnaval. Karnaval ini menjadi wujud ekspresi kebersamaan dan kebanggaan atas kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia. Acara ini menjadi momen yang dinantikan oleh semua warga Desa Janti, baik muda maupun tua. Kegiatan Karnaval di Desa Janti memiliki ciri khas yang menarik, yaitu tema yang ditentukan oleh masing-masing RW (Rukun Warga) yang ada di desa. RW-1 hingga RW-4 dengan semangatnya menyiapkan konsep yang kreatif dan inovatif. Tema-tema yang diusung berkisar dari sejarah perjuangan kemerdekaan, keanekaragaman budaya Indonesia, dan lainnya.
Hal menarik lainnya adalah adanya kostum yang ditentukan oleh perorangan. Setiap peserta karnaval memiliki kebebasan untuk berkreasi dan mendesain kostum sesuai dengan tema yang dipilih oleh mereka sendiri. Kostum-kostum yang mengagumkan dan beragam itu menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton yang memadati jalan-jalan desa. Dalam Karnaval Kemerdekaan di Desa Janti, semangat gotong royong benar-benar terasa. Warga saling bahu-membahu membantu persiapan acara, mulai dari membuat dekorasi hingga mendukung para peserta. Musik dan tari-tarian tradisional juga mengiringi jalannya karnaval, menambah semarak dan keceriaan acara.
Acara Karnaval ini tidak hanya mempererat tali persaudaraan antarwarga di Desa Janti, tetapi juga menjadi ajang untuk menunjukkan kekayaan budaya dan kreativitas mereka kepada masyarakat luas. Karnaval Kemerdekaan menjadi simbol penting bahwa perayaan kemerdekaan tidak hanya sekadar formalitas, tetapi juga meriah dan menyenangkan, mengingatkan semua orang tentang pentingnya mempertahankan dan menghargai nilai-nilai luhur kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan bangsa.
3. Iring-iringan Perayaan 1 Muharram
Gambar 1.3 Iring-Iringan Perayaan 1 Muharram
Sumber: Dokumentasi dari Mahasiswa MMD UB
Perayaan 1 Muharram, juga dikenal sebagai Tahun Baru Hijriyah, merupakan momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk masyarakat Desa Janti. Di RW 2 Desa Janti, perayaan 1 Muharram dirayakan dengan meriah melalui kegiatan iring-iringan yang sangat khas dan unik.
Iring-iringan yang digelar di RW 2 ini memiliki tradisi khusus, yaitu pembuatan tumpeng dengan sebutan "Hasil Bumi." Tumpeng ini disusun dari berbagai macam buah-buahan dan sayur-sayuran yang melambangkan berkah dan kesuburan hasil bumi yang diberikan oleh Allah SWT. Warga desa, terutama ibu-ibu dengan penuh semangat dan keceriaan berkontribusi dalam menyusun tumpeng ini. Mereka mengatur buah-buahan dan sayur-sayuran dengan indah. Selain itu, dalam iring-iringan juga terdapat tumpeng lainnya yang berisi susunan peralatan dapur. Tumpeng ini mencerminkan rasa syukur atas kelimpahan rezeki dan kemudahan dalam mengelola dapur untuk memasak hidangan sehari-hari. Tumpeng yang terbuat dari nasi kuning dengan aneka lauk pauk juga tak ketinggalan menjadi bagian dari tumpeng yang diarak dalam perayaan ini. Tumpeng nasi kuning ini menjadi simbol harapan untuk mendapatkan rejeki yang berlimpah.
Selama iring-iringan berlangsung, masyarakat Desa Janti menyemarakkan acara dengan shalawatan diiringi dengan banjari (menabuh rebana bersama). Kegiatan iring-iringan saat perayaan 1 Muharram di RW 2 Desa Janti bukan hanya sekadar merayakan tahun baru hijriyah, tetapi juga sebagai momen untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan kekompakan antarwarga. Hal ini menjadi waktu yang berharga untuk memupuk nilai-nilai toleransi, kerja sama, dan syukur atas segala karunia yang diberikan oleh Allah SWT kepada masyarakat Desa Janti.
4. Tradisi Ziarah, Tahlilan, dan Khataman Al-Quran di Makam Mbah Singo
Gambar 1.4 Kegiatan Ziarah, Tahlilan, dan Khataman Al-Quran di Makam Mbah Singo
Sumber: Dokumentasi dari Mahasiswa MMD UB
Di tengah kehidupan pedesaan yang kental dengan nilai-nilai budaya dan tradisi, masyarakat Desa Janti memegang teguh adat dan kepercayaan yang turun temurun. Salah satu kegiatan yang dijalankan secara rutin adalah ziarah, tahlilan, dan khataman Al-Quran tepatnya di makam Mbah Singo sebagai seorang yang dihormati dan dianggap sebagai pendiri Desa Janti.
Tahlilan adalah salah satu tradisi keagamaan dalam masyarakat Jawa yang dijalankan untuk mengenang dan mendoakan orang yang telah meninggal. Sedangkan khataman Al-Quran merupakan bentuk ibadah berupa membaca dan menghabiskan seluruh isi Al-Quran sebagai bentuk amal kebaikan yang didoakan untuk almarhum dan juga untuk keselamatan seluruh masyarakat.
Masyarakat Desa Janti biasanya melakukan kegiatan seperti berziarah ke makam Mbah Singo, tahlilan dan khataman. Setiap malam Jumat Legi, masyarakat Desa Janti berkumpul di makam Mbah Singo untuk melakukan tahlilan dan membaca Al-Quran secara bersama-sama.
Mbah Singo merupakan seseorang yang memiliki peran sentral dalam sejarah Desa Janti, dipandang dengan rasa hormat dan kekaguman oleh warga. Beliau dipercaya sebagai tokoh pemimpin dan memiliki peran penting dalam membangun desa dari awal. Masyarakat Desa Janti berziarah ke makam Mbah Singo untuk memberikan penghormatan dan menyampaikan doa-doa terbaik sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan atas jasa-jasanya.
Acara tahlilan dan khataman Alquran di makam Mbah Singo menjadi momen berharga bagi masyarakat Desa Janti untuk mempererat tali silaturahmi dan memupuk nilai-nilai keagamaan yang melekat dalam kehidupan sehari-hari. Semangat gotong royong dan persaudaraan juga semakin terasa saat masyarakat bersama-sama berdoa untuk kesejahteraan desa dan keselamatan roh Mbah Singo. Kegiatan berziarah, tahlilan, dan khataman Al-Quran di makam Mbah Singo mencerminkan rasa kebersamaan, kehormatan, dan keagungan nilai-nilai budaya yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Desa Janti. Semangat ini membentuk fondasi kuat dalam memelihara persatuan dan harmoni.
Selain itu, tradisi ini juga menjadi kesempatan bagi generasi muda untuk belajar menghargai sejarah dan nilai-nilai luhur yang telah ditanamkan oleh leluhur mereka. Perjuangan Mbah Singo dalam membangun desa menjadi inspirasi bagi mereka untuk menjadi pemimpin yang berdedikasi dalam mengabdi untuk masyarakat dan bangsa.